“Bangunkan aku pukul 7”
Aku baca berulang kali sebaris kalimat sederhana di atas stick note berwarna biru itu dengan hati merona. Detik berikutnya aku mencabut stick note itu dari cermin washtafel dan menyimpannya di buku diaryku seperti biasanya. Menempel si kertas kotak kecil itu dengan ekstra hati-hati, dan menandainya dengan tanggal hari ini.
Alangkah bahagianya merasa dibutuhkan seperti ini. Mendadak hariku berpelangi walaupun di luar masih hujan dengan halilintar menyambar. Tanpa aku sadari, aku bersenandung sebuah lagu yang aku sendiri tak tahu apa. Pantas saja para pujangga bisa mencipta puisi mempesona saat jatuh cinta ya. Walaupun aku hanya manusia biasa, aku ingin mencoba membuat puisi cintaku sendiri.
Duhai kekasih hatiku / dalam tidur lelapmu / aku lihat bibirmu menyungging senyum / adakah kau bertemu diriku di mimpimu itu?
Aku terkikik membaca puisiku yang super ngaco itu. Lantas menutup mulut rapat-rapat takut si ‘kekasih hati’ku ini terbangun. Kulirik jam tanganku sekilas, masih ada waktu 2 jam sebelum dia harus aku bangunkan.
Sekali lagi aku menatap lelaki yang tengah terlelap di depanku. Wajah lelahnya terlihat damai dengan dengkuran halus yang teratur. Alis matanya yang tebal terkadang ikut bergerak-gerak. Matanya, hidungnya, bibirnya, dagunya, rambutnya… seandainya saja aku bisa mengelus wajah tampan di depanku ini, sebentar saja, rasanya aku sanggup…
“Ros…” Sial, si Lulu yang tiba-tiba masuk memotong lamunanku.
“Apaan sih Lu?” Tanyaku sewot, tapi tetap berbisik. Dan berharap lelaki di depanku tak terganggu tidurnya.
“Ada pasien gawat darurat, bangunkan dokter Alvin.” Bisik Lulu panik, “Cepetaaaan… mesti dioperasi kayaknya.”
Hedeeehhh… terpaksa aku guncang perlahan bahu si lelaki tampan yang masih berada di alam mimpi. Tak berapa lama dia telah terjaga dengan sempurna. Mencuci mukanya di washtafel, dan bercermin sebentar sesaat sebelum bergegas mengikuti Lulu ke luar ruangan. Dan itu artinya lamunanku akan tertunda, setidaknya sampai operasi selesai. Sisa hari ini sepertinya kelabu untukku.
Tapi kemudian dia berbalik, membuatku kembali tersenyum menyambut kedatangannya. Setitik air jatuh dari ujung rambutnya. Lelaki ini memang tampan. Aku menahan nafas menunggunya berbicara.
“Suster Rosi, tolong telepon istri saya ya. Malam ini sepertinya saya menginap di Rumah Sakit.” Arrghhh… sial kuadrat.
“Baik dok.” Jawabku dengan lunglai.
*Note : 342 kata
**Selalu sulit menjaga konsistensi ya 😛 Dan saat memaksakan diri -seperti kali ini- pun, ya hasilnya semakin bertambah geje mihihihihihi
hahaha kasian dah lamunannya terhempas abis… 😛
___
qiqiqiqi….kesian kesian kesian *Ipin mode : ON*
aihh, ross.. disuruh nelponin pulak.. =))
membayangkan diari rosi yg penuh tempelan kliping.. xixi, sangat menghibur, Orin..
___
hehehehe…alhamdulillah kalo menghibur Mak ^^
hei suster! sudah pukul 8 nih 😀
___
hihihi…
Cinta terpendam ya suster Rosi *puk-puk suster Rosi* 😀
___
Jadi secret admirer dia Dang hihihihi
gak sial-sial banget dong, setidaknya bisa lihat dokter ganteng itu sepanjang hari dirumah sakit, ka gak pulang tuh dokternya hehehe
___
hihihi…iya jg ya Teh 😀
koq ceritanya tentang wanita yang mencintai pria beristri, seperti yang kemarin kubaca tentang pria kasir hotel itu juga.
Bagus mbak, pemilihan kata2nya bnr2 serasa berada disituasi itu
Gubrakkk!!! Kirain lagi nyeritain Teh Orin sama Akang Matahari 😀
rupanya cerpen.. keren pisaan teh
wow jadi suka sama dokter ganteng istri orang yaa 😀
boleh diliat gag boleh di emek2 mbak :*
yaelaaa awak pikir itu suaminya orin yang nempel kertas di washtafel
ceritanya sungguh bikin deg2an 😀
awal baca aku kira ini ceritanya mba Orin, etapi keren endingnya ya… bikin ngejengkang… hehehehe
Kirain isi pesannya ” kalo ada pasien bilang aja dokternya masih tidur ” 🙂 pasti besoknya sang dokter dapat SP 5
suster.. suster.. cari yang lain aja deh, Pak Dokter sudah beristri
bagaimana perasaan istri dokter ganteng itu yah
Tadi belum lihat tag di bawah, aku kira lagi memandang akang matahari. 😆
Oriin variasi ceritanya makin menggemaskan, menunggu buku kumpulan cerpen by Orin …..
hehehe..mimpi suster yg karam ditengah jalan. Bagus banget Teh Orin 😉
Intinya apa ya…? *Masih Bingung*
hehehehhe, kenapa pulak dibangunkan dari mimpi, disuruh telpon lagi
waduh.. zus Rosi.. mending cari gebetan baru aja, hehehe ;D
Udahlah Ros, masih banyak duda-duda di luar sana yang butuh disantuni….. 😀
terlambat sudah ya suster …
tenang sus…masih ada dokter2 tampan lain nya… 🙂