Hey ladies, silahkan tunjuk tangan yang bersedia ‘membagi’ suaminya dengan wanita lain. Siapa saja yang ngacung ya?
π π π
Saya tahu, akan panjang perdebatan mengenai hal sesensitif ini ya (walaupun mungkin tidak demikian bagi para pria hehehe). Karena bagi saya pribadi, poligami yang sering sekali disebut-sebut sebagai sunnah Rasul ini, tidak mungkin bisa diaplikasikan dengan baik oleh seorang manusia biasa. Hai para pria, serius mau mengamalkan sunnah Rasul? Shaum senin-kamis juga bisa lho. Bertahajud tiap hari mungkin? Atau berhenti makan sebelum kenyang? Bagaimana dengan sholat hingga kaki membengkak saking lamanya? π
Bertahun lalu, saat saya belum juga menikah, seorang teman menawarkan sebuah ‘bantuan’ agar saya bisa menikah. Tapi sebagai istri kedua (atau ke-empat), pokonya bukan istri pertama dan satu-satunya. Saya menolak dengan mengatakan saya lebih suka menunggu seorang pria yang belum pernah menikah, dan hanya akan menikahi saya saja -setidaknya selama saya hidup. Lantas sang teman berkata “wah…berarti kamu belum bisa disebut muslimah yang sholehah, Rin.” Whatttt?? apakah indikatornya hanya sebatas keridloan dipoligami seperti itu? Frankly to say, it’s so shallow!
Sudah lah ya, tidak perlu diteruskan, nanti saya dikira penganut paham Neo-liberalisme lagi he he. Silahkan saja bagi sahabat yang pro dan melakukannya, itu merupakan pilihan hidup masing-masing yang akan saya hormati. Yang pasti, saya tidak akan pernah berbagi lelaki ini dengan wanita mana pun.
Oke…silahkan muntah π
Kenapa sih ujug-ujug membahas masalah beginian? Ada 2 pemicu.
Pertama, saya baru saja membaca buku Β “Berbagi Suami, Fenomena Poligami di Indonesia, Skenario dan Cerita di Balik Layar”-nya Nia Dinata itu. Menyenangkan. Saya jadi tahu lebih banyak tentang Poligami, pendapat-pendapat mereka yang pro maupun kontra, dan tentunya kesan para pemain terhadap perannya dalam film itu sendiri.
Dari buku itu juga, saya mengetahui bahwa Rasulullah bermonogami selama 28 tahun hingga Bunda Khadijah wafat, dan baru 3 tahun kemudian menikah lagi dengan seorang janda berusia 65 tahun. Silahkan bagaimana sahabat akan memaknai ‘fakta’ tersebut π
Kedua, saya bermaksud mengikuti kontes (lagi) menulis Flash Fiction bertema poligami. (Infonya saya baca di blog-nya Nunu). Sangat sulit. Karena saya tidak bisa berimajinasi baik sebagai istri pertama atau istri-istri berikutnya. Sehingga saya mengambil si ‘aku’ sebagai seorang anak dari orang tua yang berpoligami. Dan seperti biasa, saya belum menemukan judul yang tepat. Ada yang bisa bantu cariin judul tidak? hihihihi
wink…wink…
Masih tergambar jelas di benak dan hatiku. Senja itu kelabu. Ayah mencium keningku sesaat, lantas pergi tergesa melarikan mobil dengan cepat. Meninggalkan Bunda termenung sendiri di kamar. Kemudian kulihat Bunda menangis tanpa suara, bahunya terguncang pelan. Sesaat aku ragu mendekatinya. Tapi yang aku tahu, menangis selalu membuatmu haus. Jadi aku harus memberanikan diri memberikan segelas air putih ini untuk Bunda. Aku tak mau Bunda kehausan.
βMakasih, nak..β Ucap Bunda seraya berusaha menyusut air mata dan berlagak ceria. Meminum isi gelas perlahan hingga tandas.
βBunda kenapa?β Tanganku memijat-mijat lembut pundaknya. Pertanyaanku ternyata membuat Bunda kembali menangis, lantas memelukku erat. Pertanyaanku belum terjawab.
βAyah kemana Nda?β Aku kembali mencoba bertanya. Bunda hanya membelai-belai rambutku lembut, tersenyum dalam tangisnya yang masih tanpa suara. Dan aku masih tak mengerti apapun.
Yang aku tahu, sejak hari itu Ayah tak selalu ada di rumah. Seingatku, dua hari Ayah ada di rumah, membantuku mengerjakan PR, main ular tangga bersama, atau pergi ke toko buku lantas membelikan aku es krim. Lantas dua hari berikutnya Ayah menghilang entah kemana. Dua hari berikutnya Ayah datang kembali, begitu seterusnya.
Aku tak berani bertanya pada Bunda, walaupun aku ingin tahu kenapa. Bunda lebih pendiam, jarang sekali makan, tetapi selalu berlama-lama sholat dan mengaji.
Aku pun tak bisa bertanya pada Ayah. Ayah akan marah saat kutanyakan padanya kemana beliau pergi? Atau dimana Ayah menginap saat tak ada di rumah? Atau kenapa Ayah meninggalkan Bunda menangis senja itu. Ayah diam dan rahangnya mengeras. Aku tahu itu tandanya Ayah marah. Dan aku akan mencium pipi Ayah kuat-kuat, sehingga marah itu berbalik menjadi canda. Biasanya Ayah akan mengelitikku habis-habisan setelahnya. Dan itu tidak pernah membuatku marah.
Hingga suatu hari, tanpa sengaja aku mendengar percakapan Ibu guru Nisa dan Tante Dian. Memang Tante Dian yang selalu menjemputku pulang sekolah akhir-akhir ini, karena Bunda sedang hamil besar dan cepat lelah.
βMba Dian, jadi betul Ayah Sarah menikah lagi?β
βIya Bu guru, tapi tolong jangan sampai Sarah tahu ya Bu, dia masih terlalu kecil untuk mengerti hal seperti ini.β
Bu guru Nisa dan Tante Dian tak pernah tahu hari itu aku mendengar percakapan mereka. Percakapan yang membuatku mengerti atas bersedihnya Bunda, percakapan yang membuatku paham akan sikap Ayah yang tak selalu di rumah.
Dan hingga kini -25 tahun kemudian- aku tetap tak mengerti kenapa Ayah berpoligami. Lantas apakah itu menjadikanku tidak mempercayai lelaki? Entahlah. Jika Ayahku βmengkhianatiβ Bunda seperti itu, apa jaminannya suamiku tidak akan mengkhianatiku kelak?
What do you think, Pals?
susah njawabnya
*menghela nafas
**betewe, sejak kapan kadar kesholehan diukur dari tingkat kerelaan kita untuk dipoligami???
Itulah mba Ika, ajaib ya paradigma berfikir temenku itu π
Berbagi rejeki aja deh, biar nambah pahala.. π
Sepakat mas Gie… π
terlepas setuju atau tidak sebenernya memang poligami itu dilakukan oleh Rasul hanya dengan syarat : bisa adil. Tapi namanya adil itu bakalan susah, karena adil menurut kita belum tentu dianggap adil oleh yang dipoligamiin *halah bahasanya.
aah kalo saya mah boro-boro mau poligami, satu aja belom dapet #curcol
hihihi… ada yg curcol. katanya nih mas, jumlah populasi pria sm wanita itu 1 : 4 lho, makanya poligami dianggap bisa ‘menyelamatkan’ kaum perempuan. Lah, ini satu aja kok belom dapet? hehe *kabur sebelum dilempar sendal jepit*
info aja nih RIn… Kabarnya… kaum wanita itu usianya lebih panjang… jadiii… mgkn populasi terbanyak adalah lansia..? who knows..? hehe…
Sobat Sedjatee
Terimakasih telah memberi dukungan pada tulisan kami
Dukungan Sahabat telah memberi semangat pada kami
Untuk memenangkan kontes menulis berantai Kecubung 3 Warna
Iβm nothing without you, salam suksesβ¦.
sedj
Selamat ya mas Jikun. Ikut berbahagia π
saya sich setuju poligami itu ada karena dlm agama memang ada. asal jgn terjadi ma diri sendiri aja hehehehe
hahaha…. setuju…setuju…
poligami??? asal yang ngejalanin sama2 ridho karena Allah, kenapa gak?? tpi klo ga bisa ya lebih baik jangan… π
Begitu ya mas? π
seru tuh berbagi suami π
Seru ya mba Jul? hihihihi
menyimak.
Silahkan mba π
saya nggak mau tuh berbagi suami…hahaaaaa…ya iya lah saya kan laki..
maaf ya komennya ngawur…mau gak komen tapi gatal…sekali lagi maaf ya..
salam π
hehehe….kalo berbagi istri mau ga hayooo π
Salam kenal mas, terima kasih sudah mampir π
MBak….sama-an…pokoke aku gak rela dunia akhirat kalo suamiku harus dibagi2…emang kue??
Ngga ada Mbak jaman sekarang yg poligami seperti Rosulullah…kebanyakan krna nafsu tp dgn tameng agama……….yahh istri mudanya lebih cakep, lebih bahenol, lebih seksi…smntara istri pertama msh hidup……..Gimana mo ridho coba…….
ah judulnya apa yachh…belum ada ide nech heheh…..sukses ya…rajin dech ikutan kontes…..
Kalopun diibaratkan kue, aku mah ga mau jg ah bagi2 mba Nia *hihihi…aseli pelit*.
Semoga suami kita dijauhkan dari niat itu ya mba π Amiiin..
He he… ayo mba Nia ikutan jugaa..
Poligami memang ada ,halal sifatnya sunnah, kalau kita mampu dalam artian semuanya, mampu uangnya,kasih sayangnya,keadilannya…. kalau gak mampu cuma nafsu yang didepankan ya jangan coba2…hehehehe iya kalau Baginda Rasul Muhammad SAW yang maksum(terhindar dari dosa) kita manusia biasa nyari sunnah lainnya aja deh…..hehehehehe salam kenal ya…….:) baru berkunjung….
Terima kasih komentarnya mas Arif. Selamat berkunjung yaa, maaf seadanya he he.
Seorang teman pernah berkata kepadaku, yang juga aku amini, dan setujui sampe sekarang…
“Semoga Allah nggak memberikan qta cobaan dengan suami yang berpoligami, daripada qta nantinya bikin dosa, mending aku memilih cerai daripada poligami…” katanya
temanku itu aktivis Islam di kampus, seorang akhwat dengan jilbab yang panjang… π
Pernah juga temanku lainnya, jilbaber juga, yang pernah dpt “tawaran” jd istri kedua… wah… saat itu, setiap baca kata2 “poligami” dibuku atau majalah, pasti buku/majalah itu dilempar saking sebalnya…
hhh…. tapi masih banyak yah yg menjalankan poligami yang nggak dalam “porsinya” …
Amiiiiin… semoga kita tidak diuji dengan yang demikian ya mba Tia..
aku komentarin ceritanya aja deh, secara aku belum menikah,hahhaha:D
itu anaknya umur berapa ya mbak? kesian banget, kalo gitu si suami bener2 tega ya ninggalin istrinya yg lagi hamil.
kesian. hhmmm..judul yang tepat apa ya? saya bingung ,bak,jiahahahha…..
Ceritanya, baru berumur 7 tahun Nov, jd skrg 32 tahun (halah… :P)
Emh, kirain mo ngasih masukan judul >.<
hanya perempuan dengan tingkatan tertentu yang bisa berbagi suami
dan somoga sukses lombanya
…………………..
oh iya mbak kalau ingin berbagi energi kebaikan bisa ke
http://bchree.wordpress.com/2011/04/12/dik-fika-tidur-di-depan-rumah-sakit/
bisa juga dibagi ke teman yang lain, terima kasih
istriku sudah siap bila aku berpoligami…*SIAP ALAT PUKUL
wah berbagi suami? kedengerannya ko angker gitu ya mbak >.<
ihh aku ga mau di poligami >.< ga akan mau. hahahhaha π
masa yah, ada temennya temen aku (ga mau nyebut dia temen aku :p) dia tuh cita2nya pengen jd istri yg di poligami. WHAAATT?? aku kaget pas denger dia ngomong gitu, hahahah ada2 aja yah cita2nya -.-'
aku sih ga mau di poligami :p
Ketika suami melamarku untuk jadi istrinya, maka satu2nya yang menjadi permintaanku adalah kesanggupannya untuk tidak mencari pembenaran terhadap poligami, yang alhamdulillah dia sepakati. Semoga janji itu dia pegang teguh sampai ajal memisahkan kami kelak, amin!
Hmm.. judul ya? Baca deh blog-ku, di sana pasti ketauan klo aku tuh paliiiing susah setiap bikin judul postingan, apalagi judul cerita begitu? π Maaf yeeee
Pertama, saya sangat setuju poligami. Karena memang itu ada di dalam Al-quran dan haidst. Kedua, meski aku setuju namun aku tidak akan bisa melakukan nya. Bukan karena tidak bisa berbagi harta dengan 2 keluarga namun berbagi hati yang tidak cenderung ke salah satunya (baca: adil) itu bukan pekerjaan mudah. Ketiga, faktanya banyak orang yang berpoligami itu hanya ngejar sunnah rasul di masalah kawin mengawini tanpa ada yang bisa melakukan sunnah yang lain (shaum, sholat berlama-lama, adil dll).
Jadi intinya aku pro poligami tapi kalau sampai poligami itu membuat aku menjadi pribadi yang egois dan tidak bisa menjalankan sunnah yang lain, mending satu saja sudah cukup.
**tapi aku masih pro poligami bagaimanapun kajian nya**
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Kalau laki-laki mau ngak yach…berbagi istri heeee…mendingan jangan dah berbagi suami heeee,, OOT genteng tuh serasi heee
kalau menurut saya sih yaaa poligami memang menjadi satu hal yang sangat dilematis sekali..saran saya bagi para suami mending benerin dulu deh rumah tangga sm istrinya sebelum kepikiran mau nambah. poligaminya aa gim bs jadi contoh hehehe
tidak ada jaminan, tapi ikhtiar tetap wajib kan? π
“berbagi hati, berbakti bakti (?)” hihi…sekedar usulan iseng…
saya tidak suka dipoligami
soal poligami sih komen nya cuman : ogaaah
π
berbagi temen ajah aku kadang suka pelit
π
konon berbagi suami
huhuhuhuhuhuhuhu..
soal flash fiction nya owkey tuh teh, cepet ajah di masukin, takut nanti ada yang tiru-tiru ide nya teteh loh.
kan meniru sekarang lagi musim
π
huehehehehhehe
aku gak punya rencana poligami mbak… karena satu aja kayanya pasti repot, heheheheh… *komen anak kecil ya maklum…
hm….saat ini, aku ga pernah terpikir utk berbagi suami….
rasul berpoligami itu setelah bunda khadijah wafat,..
>> bchree : Makasih mas, salam untuk Dik Fika ya, doa saya untuknya..
>> Ade Truna : hahaha… ikutan istrinya Mas Ade ah menyiapkan alat pukul π
>> sibair : he he, memang agak2 horor, dun trai dis et hom ya. Terima kasih sudah berkunjung ^^
>> jasmineamira : Ampyuuun, aneh bgt temennya temenmu itu Put. Jangan ikut2an ya! he he
>> niQue : salaman dulu ah mba, aku jg paling ga bs nyari judul π
>> Sugeng : terima kasih masukannya mas Sugeng π
>> ceritabudi : Whoaa… suamiku dibilang ganteng, tapi sama cowo (?!?) hmm…
>> kangian dot com : hehe…Aa Gym sample yg pas bgt ya kang? π
>> Mechta : tengkyu usulannya Ta, akan dipertimbangkan *halah…*
>> Lidya : Aku jg mba Lid π
>> ais ariani : Jangan sampai menimpa kita ya Is, Amiiin.. hmm…persyaratannya lumayan ribet Is, ga tau nih jd ikutan atw ngga π
>> Prima : Betul Prim, tanya aj suamiku, pasti repot deh jawab dia punya istri 1 macam aku hahahaha…
Belum nemu judul Rin..? hehe,., *maap nggak bisa kasih masukan karena aku orang yg paling nggak kreatif* π
poligami memang bisa jadi solusi jaman, makanya tidak dilarang dalam islam. tapi juga tidak diwajibkan, maka sah-sah saja kalau sang istri tidak mau dipoligami. tidak ada kaitannya dengan shalihah atau tidak.
fiksinya bagus loh, aku suka. orang tua memang kadang2 egois. poligami, cerai, karir tapi ga ngeliat efeknya ke anak gimana.
>> Devi Yudhistira : Besok-besok bakal kepikiran nih mba? π Tengkyu udah mampir yaa..
>> maseko cahyo : Betul mas Eko, dan baru menikah lagi 3 tahun kemudian.
>> Lyliana Tia : Belom neh mba, nyari wangsit dulu hihhih
>> cho : Setuju Cho *toss*. Iya, makanya aku ngambil view dari si anak, suka terlupakan mereka π
ihh,,kalo masalah poligami aku mah ga setuju mbak.
hlah wong pas aku sama si suami masih pacaran aja, mantannya ngedeketin gitu dengan gaya genitnya dia, yang sok-sokan minta tolong sama suami aku buat ngedesign blognya. padahal dia tau kalo suami aku ga bisa ngedesign blog. walaupun si suami ga ngrespon aku udah dongkol duluan mbak. apalagi suami poligami..hemmm..mending jangan lah.
Haha… sepertinya akupun tak sanggup kalo harus berbagi… Entahlah…
>> wulanmanjol : Toss dulu ah Lan, he he. Semoga suami kita dijauhkan dari keinginan berpoligami yaa.. Amiin..
>> Kakaakin : heuheu…ga mau aku mah Ka π
Saya memilih untuk tidak berkomentar …
Yang jelas …
Yang saya tau … saya manusia biasa … saya penuh keterbatasan …
rasanya sulit bagi saya untuk berbuat adil …
Namun apapun itu …
Saya rasa setiap orang pasti punya alasan dan latar belakang sediri-sendiri …
mengapa mengambil langkah tertentu dalam hidupnya …
salam saya Rin …
assalamu alaikum..salam kenal..ditunggu digubukku..hehe..http://sayyidahqurani.wordpress.com/2011/03/04/berbagi-cinta/
>> nh18 : sepakat om, memang harus menghormati keputusan orang lain ya om ;
>> sayyidahali : Wa’alaikumussalam, terima kasih sudah mampir yaa…
Pingback: Another Sweetest Memory « Rindrianie's Blog
jadi mampir kesini gara2 link di artikel terbaru. Saya setuju dengan komentar mas sugeng dan om enha.
poligami ga perlu di diskusikan lagi karena memang ada di al quran, namun pelaksanaannya itu merupakan sebuah solusi yang ditawarkan. Apabila ada solusi lain dengan monogami…ya ga ada masalah.
Semua orang punya pilihan berdasarkan backgraound mereka masing2, sebaiknya kita tidak menghakiminya dengan cara pandang kita.
Ga usah orang lain, nanti kalau anak2 kita sudah dewasa pun, kita tidak akan pernah bisa untuk memaksa cara berpikirnya sama dengan kita. Yang penting selama tu ada di al quran dan hadits….tidak usah kita buang energi. Masing2 individu akan mendapatkan balasannya juga…