Apalah itu judulnya ya hihihihi
Setelah tempo hari pernah menulis resep carang gesing yang dimodifikasi habis-habisan, maka bisa ditebak ya resep cake pisang abal-abal ini pun bukanlah resep sebenarnya *halah*. Maksud saya nih, sepertinya kue ini terbilang ‘berhasil’ hanya karena faktor keberuntungan saja he he.
Saya di rumah memang cuma berdua dengan ci Akang Matahari, jadi yaa seringkali terpaksa membuang makanan. Salah satunya pisang. Padahal saya sudah memilih sesisir pisang yang paling sedikit jumlahnya lho, tapi ya tetap saja, terkadang bosan dan sisa pisang yang terlalu matang akhirnya dibuang.
Setahu saya, cake pisang yang biasa saya temui di toko-toko kue itu dipanggang, dan karena saya belum punya oven, jadi tidak pernah kepikiran untuk mencoba membuatnya. Tapi kemarin itu, ada 3 buah pisang yang merana *mulai lebay*, sementara kami sudah bosan memakannya, tapi juga kok ya sayang kalau dibuang. Jadi saya pikir, nekat sajalah dibuat kue kukus.
Ternyata setelah berkonsultasi dengan mbah gugel, ada juga lho resep cake pisang kukus ini hihihihi, kudet saya :D. Tapi namapun chef abal-abal yaa, setiap resep yang saya baca, tetap saja sepertinya sulit dibuat, atau ada saja bahan yang tidak saya miliki di rumah, antara lain baking powder dan vanilla. Berhubung saya malas ke Alfamart atau ke warung hanya untuk membeli kedua bahan itu, saya nekat sajalah mencoba membuat cake ini tanpa baking powder dan vanilla, namanya juga kue abal-abal kan hihihihi. Akan saya tuliskan bahan dan cara pembuatannya, tapi resiko silakan tanggung sendiri kalau ingin coba ya 😛
Nah, ini dia bahan-bahannya :
3 buah pisang, 2 butir telur, 100 gr tepung terigu, 100 gr gula pasir, 3 sendok makan mentega cair), 1 sendok teh garam, 1 sendok makan coklat bubuk, meses dan keju parut (ini mah saya aja sih yang iseng menambahkan bahan-bahan ini he he)
Cara membuat :
- Lumatkan pisang (dengan garpu saja), tambahkan mentega cair (yang sudah dingin) dan garam. Sisihkan.
- Kocok telur dan gula (dengan mixer, kecepatan sedang) sampai putih mengembang, kira-kira 5-7 menit.
- Masukkan terigu-coklat bubuk dan adonan pisang sedikit demi sedikit pada adonan telur-gula, aduk rata (pakai spatula saja, tidak perlu menggunakan mixer).
- Bagi adonan menjadi dua, masukan meses dan keju parut pada masing-masing adonan.
- Masukkan pada loyang yang sudah diolesi mentega dan terigu, kukus sekitar 30-40 menit.
Cukup mudah kan ya? 🙂 Ini dia penampakannya. Err…sisa-sisa kue sih sebetulnya ya, karena cuma beberapa potong, setelah dimakan untuk sarapan dan dibawa Akang Matahari sebagai cemilan ke kantor hehehe.
Bagian bawah itu meses warna warni yang secara iseng saya tambahkan, tidak terlalu kelihatan ya, kurang banyak sepertinya hihihihi. Yang bagian atas saya tambahkan keju parut (yang tidak terlihat juga :P), jadi rasanya lebih gurih. Meskipun tanpa baking powder dan vanilla, cake pisang abal-abal ini tetap lembut dan enak sih, menurut saya ya hehehehe.
Oh iya, takaran ternyata cukup penting dalam membuat kue ya. Kalau memasak mungkin bisalah cuma sekadar prinsip ‘kira-kira’ atau ‘secukup’nya, tapi prinsip demikian (sepertinya) tidak bisa diterapkan dalam membuat kue, kecuali bagi chef yang sudah sangat mahir kali ya, yang sudah hapal tanpa alat pengukur.
Saya punya gelas pengukur seperti berikut.
Perhatikan deh, meskipun satuannya sama-sama gram, ternyata untuk gula dan tepung berbeda kan titiknya? Selain untuk gula dan tepung, di sisi lain gelas pengukur ini terdapat juga satuan untuk menakar beras (dalam gram) dan cairan (dalam cc/ml). Si gelas ukur ini sangat berguna bagi saya si chef abal-abal hehehe.
<
p style=”text-align:justify;”>Ya sudah begitu dulu saja ya temans. Cuma berbagi kegembiraan, karena berhasil membuat cake pisang (meskipun tidak sesuai resep) untuk pertama kalinya 🙂
biar abal-abal, kalau dikasih, saya makan, teh 😀
abal2 juga kalo enak teh, pasti langsung ludes, apalagi kalo dikirim kesini 😀
dari penampakannya aja sudah terlihat enak…yummy…
look yummy rin
Bukan tampilan fisik yang penting, rasanya yang pasti joss! Slurrp ….
Sepertinya sukses tuh Rin,
mau juga dikirimin buat dicicip 🙂
asyik lagi rajin bikin cake yaa mbak, eeh berasa pisang nya kah mbak? kalau niar ngak begitu seneng pisang, kalau mbak bikin cake bgini keren deh 😀
makanan dari pisang kesukaan suami aku rin
aku pernah bikin kue ini mbak, saat ada sisa pisang yang terlalu masak. tapi seringnya adonan pisang ga merata di tengah. jadi ngumpul di bawah saat kue sudah matang. kenapa ya mbak?
abal-abal yang berhasil, si pisang tidak jadi merana ya Orin. Salam
kue abal abal , enak empuk dilidah, dan bikin kenyang ,,,,, 😀
Akang mo coba kasih komen ala chef Marinka tapi koq takut disebut komen abal-abal
Selamat Rin! Terlihat enak kayaknya. Hihihihi..
yeay ! Orin dah bisa bikin kue. Sekalinya bikin dimodif pula dan berhasil . Puas ya, klo berhasil bebikinan ginii…
abal-abal yang aku yakin pasti enak ini, Mbak….
pasti jadinya enak..
AM udah bawa ke kantor segala kan., udah jadi bukti..,
jangan2 emang dirimu punya aliran chef di darahmu Rin
yang abal-abal aja bisa di makan dan berpenampakan menarik…gimana kalau serius, aya bakat baking cigana rin heheeh
Tapi hasilnya enak to? Kalau yang lebih sederhana lagi, aku malah bikin crepes doang 😀
saya belum pernah bikin cake pisang, kayaknya resepnya jeng orin gampang tuh.. kapan-kapan nyontek resepnya ya jeng,,,
Pingback: Banana Cake untuk Pakdhe | Rindrianie's Blog