“Bu Guru …”
“Iya, Budi? Kenapa?”
“Saya … saya boleh ganti cita-cita, Bu guru?”
“Tentu saja. Kemarin Budi ingin jadi Presiden, kan?”
Anak kelas satu SD itu menggangguk.
“Nah, sekarang cita-cita Budi mau jadi apa?”
Budi mendongak, memandang ibu gurunya yang sedang tersenyum menanti jawaban. Bimbang. Mungkinkah keinginannya ini bisa disebut cita-cita?
“Saya mau jadi kartu e-money, Bu.”
Kening Ibu Guru mengkerut, cita-cita yang tidak biasa.
“Kenapa Budi ingin jadi kartu e-money?”
“Kayaknya kartu e-money hebat banget, Bu.”
“Hebat?”
“Bisa menggantikan pekerjaan Bapak jadi penjaga gerbang tol.”
“Oh?”
“Bapak jadi nggak bisa kerja lagi, Bu.”
Budi terisak. Bu Guru hanya bisa diam.
**
Note : 100 kata, untuk #FFKamis Monday Flash Fiction
Yah Budi cita-citanya
budi so sweet 😀
eaaa…cita-cita yang bikin hati miris sedih
Apa ini cerita beneran atau hanya sekedar ilustrasi ?
Dulu selalu mikir robot yang akan menggantikan manusia dalam bekerja, eh sekarang malah kartu saja sudah bisa menggantikan manusia ya.. 🙁
Ditunggu tulisan-tulisan selanjutnya 🙂
Kok pingin nangis abis baca FF ini
🙁