Apakah hari Ibu hanya bagi mereka yang telah menjadi seorang Ibu? tanyamu sendu. Kenapa? kataku. Bagaimana dengan mereka yang belum memiliki malaikat kecil dalam dekapannya? ucapmu murung. Atau mereka yang belum menemukan belahan jiwanya? katamu muram. Tidak berhak kah mereka menerima ucapan itu? keluhmu lagi. Aku memelukmu, erat.
Kau ingat foto itu? Itu adalah dirimu, saat hendak mendarat setelah ‘terbang’ di udara ber-parasailing di Tanjung Benoa. Aku ingat katamu sebelum terbang, “Bagaimana mungkin aku membiarkan seutas tali dan sebuah speedboat menarik tubuhku ke atas untuk terbang seperti itu? Aku belum gila ‘kan?”, begitu desahmu takut. Tapi tetap saja kau mencobanya, untuk kemudian berteriak panik saat badanmu ditarik tali tambang yang tersambung ke speedboat, lalu menahan nafas dengan jantung berdegup saat perlahan dirimu menaik terbang, lantas berpikir menduga begitukah rasanya saat jiwa melayang dari raga.
Dan kemudian saat telah berada di atas sana, sekian meter di permukaan tanah, melihat sekitarmu dari ketinggian, aku tahu hatimu berseru takjub “Subhanalloh…indahnyaaaa. Ugh, kenapa sih tidak boleh membawa kamera?” hahahaha. Ya, kamu memang gila :p
Hei, aku sedang sedih, kenapa kau malah menertawakan kegilaanku itu? kini kau merajuk. Membuatku kembali memelukmu, lebih erat.
Kau tahu tidak, kenapa Tuhan mengizinkan seorang perempuan menjadi Ibu? tanyaku perlahan. Kau menggeleng terdiam. Aku tersenyum kalut, karena aku pun sungguh tak tahu apa jawabnya, tapi aku ingin menghiburmu. Kenapa? Tanyamu lagi menunggu.
Karena butuh keberanian untuk menjadi seorang Ibu, jawabku ragu. Kau terdiam menyimakku. Berani mengasihi tanpa batas, berani terbebani oleh makhluk-makhluk kecil tak berdaya itu, berani berlelah-letih menjaga setiap saat, berani mengorbankan diri untuk melindungi, berani bersabar saat kau marah, berani peduli tanpa henti, berani tetap tersenyum saat hatimu berduka, berani memahami dunia yang mungkin tak lagi kau mengerti, berani… Kau menghentikanku tiba-tiba, “Aku tidak se-berani itu” katamu perlahan.
Tapi kau adalah perempuan, kataku, Tuhan mengilhamkan keberanianNYA dalam dirimu. Kau menatapku ragu. Mungkin kau belum menjadi ibu, mungkin teman-temanmu yang belum menikah itu pun belum menjadi ibu, tapi kalian adalah perempuan. Kau masih menatapku termangu. Berbahagialah, bersyukurlah, karena Ibu adalah perempuan, ulangku lagi.
“So, hari ini pun untukku walaupun aku bukan seorang Ibu?” tanyamu tak yakin. Aku mengangguk mantap. Dan kau pun tersenyum.
Potret ini di ikut sertakan dalam Kontes Perempuan dan Aktivitas yang di selenggarakan oleh Ibu Fauzan dan Mama Olive
*Note : Terinspirasi dari artikel berjudul On Mother’s day yang ditulis Becky Tumewu.
Aarrggghhh…setelah dibaca lg ternyata sangat sangat aneh ya #_#
Gpp Rin, namanya juga belajar *menepukpundaksendiri*
ah,,tetehhh peluk pelukkk..ini indah banget aku sampe berkaca2. aku juga mau nulis ttg ini ahhh…^^
Orin : Asyikkk, dipeluk Pu^^
teh Orin, baru 2 th ber-RT … kakak ‘temanku hampir 10 th ber-RT belum juga memiliki si~kecil … berbagai uasaha n upaya ..akhirnya menepuh jalan ‘bayi tabung … 😉
Orin : Oh? seperti cerita kakaknya om @brus 😉
iiih.. bagus kok…. anehnya disebelah mana (*sesama pembelajar gak bisa ngelihat jadinya)
juga untukku meskipun aku belum menemukan belahan jiwa… 🙂
Selamat hari Ibu untuk semua perempuan… 🙂
#sukses ya teh
Orin : Yup, untuk dirimu dan juga para perempuan pemberani di setiap penjuru bumi ya T 😉
Ehm..Kak Orin juga calon Ibu kok hehehe, setuju Kak, karena Ibu adalah seorang perempuan,,semoga cepat dapat momongan nih,,salam juga untuk Mas Rahman heheh
Orin : Aamiin… tengkyu Sof, salamnya insyaALLAH nanti disampaikan^^
Terima Kasih Neng Orin atas partisipasinya. Foto anda sudah tercatat sebagai peserta.
Orin : Hatur nuhun Teh 😉
Ibu adalah perempuan… dan setiap perempuan akan menjadi Ibu pada waktunya… menjadi ibu bukan berarti mempunyai bayi mungil.. ataupun belahan jiwa, bukan..?
setiap perempuan pasti mempunyai naluri dan sosok Ibu dalam diri mereka.. betul kah Rin?
Selamat hari Ibu, Orin.. 🙂
sukses kontesnya ya Rin 😀
Orin : Begitulah mba Tia, karena ibu adalah perempuan ya^^. Met hari Ibuuu 😉
happy mother’s day. duh bingung posting foto apa ya
Orin : Ayo Teeeh, msh ada waktu buat ikutan 😉
Saya selalu suka dengan gaya bahasa yang seperti ini.. Nggak kerasa bacanya, tiba tiba udah terlahap semua..
Selamat menikmati hari ini ya Mbak Orin, semoga sukses..
selamat hari Ibu teh.. meski teteh Orin masih menjadi calon Ibu.. semoga secepatnya deh saya bisa panggil Bunda Orin 🙂 #aneh yo mbayangin saya panggil gitu
saya gak ikut campur deh… saya bukan seorang ibu dan ‘GAKBAKALAN’ jadi ibu… 😆
Yang jelas, selamat hari ibu… 🙂
Selamat Hari Perempuan Indonesia!
keren kok jalan ceritanya….. semoga beruntung ya
Karena ibu adalah perempuan,
Selamat hari Ibu Orin 😉
mau nangis tahu gak sih Teh bacanya.. aku tersentuuh.. rasanya kek pengen bilang sama diri sendiri;
‘sabar ya… sabar… walau belum punya kesempatan untuk dipanggil Ibu tahun ini, Tuhan pasti punya rencana lain’
huaaaaaaaaaaaa….. *menahan air mata*
Wiiiyy…. ibu yang sporty abiiis.. hehehe… itu lagi main parasailing ya rin?
tidak harus punya anak dulu untuk menjadi ibu kan?.. seperti ibu jari, yang tidak pernah punya anak jari *lah??
itu alasan utama kami, kenapa membuat kontes dengan judul potret PEREMPUAN, bukan potret ibu. Karena ibu adalah perempuan.
Selamat hari ibu ya neng Orin ..
Terima kasih sudah berpartisipasi di acara kami.
Neng Orin, bagus sekali pemaknaan kosakata ‘ibu’nya, senada istilah mbak EM hari perempuan. Senantiasa ada asa yang tak kunjung putus. Salam
Selamat Hari Ibu .. ^^
keren kok Orin tulisan ini ….
sukaaa banget dgn dialog terakhir itu ….
“karena ibu adalah perempuan…….. ”
semoga sukses ya Rin dikontes nya
salam
Selamat hari ibu buat para ibu dan calon ibu… 🙂
BTW, aku gak akan berani mempraktekkan foto diatas… hehehe.
Selamat berkontes, semoga menang ya.
Jika kita melongok sejarah …
sebetulnya tanggal 22 Desember … itu diambil dari hari pertama Kongres perempuan Indonesia … tahun 1928 kalau tidak salah …
so … ini perayaan saya rasa bukan untuk mereka yang sudah jadi ibu saja …
tetapi untuk seluruh perempuan Indonesia
salam saya Orin
Selamat hari ibu untuk calon ibu yang sedang terbang di foto itu 🙂 dan semoga menang…
Mbak, merinding aku bacanya
semoga Allah memberikan karunia -Nya untukku
menjadi seorang Ibu
Makasih Mbak
*sambil mewek*
good luck buat kontesnya ya…
very nice writing…
selamat hari ibu!!!
Dengan segala pengorbanan dan perjuangan seorang ibu yang dilandasi cinta, kasih sayang dan keikhlasan, maka sangat layak jika surga ditempatkan di bawah telapak kakinya.
Muliakanlah ibumu, ibumu, ibumu kemudian ayahmu. Jangan sakiti hatinya karena ridho Allah ada pada mereka.
Mother, how are you today?
Semoga ridho Allah selalu ada padamu, bukan saja di hari ini, tapi di setiap waktu yang kau lewati.
Santai aja Buu.. masih ada temannya kok, meski belum menimang buah hati tapi tetep dianggap Ibu.. 🙂
ada banyak cara untuk menjadi ibu mbak, dan tidak harus dengan janin mungil di rahim kita bisa menjadi ibu.. karena perempuan mempunyai kasih yang luar biasa besar, dan itu bisa dibagi ke mereka yang bahkan tidak mempunyai hubungan darah sekalipun..
selamat hari ibu mbak Yin.. jadilah ibu untuk diri sendiri, ibu untuk mereka yang membutuhkanmu sebagai ibu.. 🙂
*komennya aneh yaa mbak?? dhe pun ngerasa gitu.. tapi yoweslah gpp.. hehe*
blm ibu tapi calon ibu…amin…
selamat hari ibu,telat 😀
selamat hari ibu… penegn banget rasanya berada diatas udara kayak gitu
wuih, gak takut ya Tante?
Asyiknya parasailing
aku inget, sekali pernah parasailing di tanjung benoa juga
setelah selesai, pingin lagi dan lagi
hehheheeee
selamat hari ibu orin…..orin juga kan calon ibu……pasti koq tinggal nunggu waktu aja…….tetap berusaha dan berdoa…..sukses utk kontesnya…
katanya bukan hari ibu ya, tapi hari perempuan. Jadi wanita manapun bs merayakan hari tersebut tanpa harus menjadi ibu terlebih dahulu 😀
Oriiiin, mata saya basa saat membaca kalimat-kalimat yang ditulis disini…ah, nggak tau mesti bilang apa…
Jadi apapun itu, selalu butuh keberaniam Orin, dan keberanian akan datang kala kesempatan itu diberikan.
Naik parasailing?
Aduuuuuh…nggak kebayang berani, dan nggak janji banget deh!
NB : posting in layak jadi salah satu pemenang, bagusssss pisan…
inihhhhhhhhh keren geeelaaaaaa… 🙂
seneng baca tulisanmu Rin cantik.. 🙂
semoga dikau segera dititipi sicantik/si ganteng kecil yang siap membuatmu berani!
luv U…
sukses ye…
aaah mbak orin… tulisan yg menginspirasi saiah….
Karena akupun perempuan (dan juga blm berkesempatan menjadi ibu -uu…sapa juga yg tanya ya? hehe…) sungguh merasa terwakili oleh tulisan ini… thx Orin…jadi Hari Ibu juga hariku ya.. 🙂
nice 🙂
saya senang mengikuti postingan anda
postingan yang menarik .
salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
website kami.
hmmm…sabar mbak..belum saatnya…nanti kalo sudah saatnya akan begitu indah…:) menjadi seorang ibu..
selamat hari ibu juga yah mbak 🙂
Pingback: Twilight Express » Blog Archive » 22-12-2011
Saleum,
Ibu memang perempuan mbak, dan yang laki laki bernama bapak… hehehe… hanya wanita yang berani yang pantas menjadi Ibu yg hebat dalam artian berani menjadi ibu bagi anaknya…
saleum dmilano
sosok ibu, meskipun lebih banyak diamnya…beliau adalah sosok paling berani yang pernah saya temukan…
sukses untuk semua ibu di seluruh penjuru dunia yah teh orin…
🙂
Say, insya Allah waktnya akan datang, dimana Allah menitipkan malaikat kecilnya kepada dikau. Insya Allah, jika waktunya sudah tepat, menurut-Nya
Semangath yah Say 🙂
Hug from Miri. Luv u!! 🙂
Teh Orin..Saya berkaca kaca membaca ini..bener2 menyentuh..Semoga kita diberi kepercayaan untuk mengandung, mengasuh dan atau membesarkan malaikat2 kecil itu ya..
Salam Kenal..