Suatu hari, Udin bertemu dengan Badu.
Dulu, saat keduanya masih berseragam putih merah, seringkali bermain gundu sama-sama, berenang di sungai sama-sama, main layangan sama-sama, hingga bolos sekolah pun sama-sama. Meskipun tidak seperti pinang dibelah dua, Udin dan Badu serupa anak kembar beda ayah ibu.
Maka saat tiba-tiba saja mereka dipertemukan semesta di warung kopi di negeri antah berantah ini, Udin berteriak gembira, Badu terisak penuh haru. Keduanya berangkulan erat dan kuat.
“Aku pikir kamu sudah mati, Du.”
“Lah? Aku pikir kamu yang sudah mati, Din.”
Lantas keduanya tergelak, merasa konyol menganggap sahabatnya sendiri sudah mati, sekaligus bahagia karena bisa berjumpa kembali.
“Jadi bagaimana kabarmu, Din?”
Udin geming, hampir dua dekade mereka tak saling bertukar kabar, bagaimana dia bisa merangkum kehidupannya selama dua puluh tahun terakhir itu dalam satu kalimat pendek yang bisa menjelaskan segalanya? Perlukah dia bercerita dirinya sedang menjadi buronan polisi karena jadi bandar narkoba?
“Baik, Du,” jawab Udin akhirnya. Klise. Basi. “Kalau kamu, Du?”
Badu tersenyum. Benaknya berpikir berputar-putar kabar apa yang ingin didengar sahabat kecilnya itu. Apakah soal dirinya yang pernah menghamili anak gadis orang? Atau si Badu yang hampir mati dikeroyok orang sepasar karena ketauan mencopet?
“Baik, kabarku juga baik, Din.” Badu memilih jawaban aman.
Udin mengangguk-angguk, senang Badu baik-baik saja. Badu tersenyum-senyum, gembira kabar Udin ternyata baik-baik saja.
Hingga kemudian kopi pesanan mereka datang. Keduanya menikmati kopi dalam diam. Badu dan Udin mulai berpikir, pertemuan kembali ini mungkin pertanda, bahwa mereka diberi kesempatan kedua, untuk menjadi manusia dan hidup yang baik-baik saja. Seperti dulu, seperti seharusnya.
***
Note : 251 kata. Selamat ulang tahun kedua untuk MFF-ku tercinta *ketjup*
mantap, untuk kesekian kalinya aku seneeeeenggg bgt sama gaya bahasa Teh Orin, slalu ada ide baru yg ditonjolkan 😀
kerenn Tante Orinnnn
negatif bertemu negatif hasilnya jadi positif 😀
Indah banget ini Rin ceritanya. Sukak BANGET.
silence is golden ya. hehe
bagus banget mbak ceritanya :”)))
kesempatan kedua yang indah Mba Orin. Suka.
Teh orin selalu menohok. Nujeess bgt fiksinyah!
jadi sama-sama insyaf ya
ih mak Orin kereeeeen pisaaan ceritanya… ;))
haduuuuh…
emang semuanya gak perlu diceritain yah Riiiin 🙂
Keren seperti biasaaaaa 🙂
pertemuan kedua yg semoga menjadi kehidupan yg lebih baik bagi mereka berdua 🙂 nice story 🙂
di awal awal pas baca aku langsung ketawa sendiri , gaya bahasanya luar biasa bu 🙂
Pertemuan kembali yang membawa kebaikan bagi keduanya. Semoga 🙂
lebih suka kalo endingnya gelap. 😀
sama-sama ditangkap polisi waktu lagi nyeruput kopi, misalnya.
suka!
cukup dengan jawaban baik-baik saja, ya. Gak perlu semua diceritain 🙂
keren saya suka gaya bahasanya