Shioban berlari lintang pukang. Dua orang preman yang mengejar di belakangnya seperti sepasang malaikat maut yang hendak merampas hidupnya. Tapi tas pinggang kumal berisi uang tak seberapa dan gitar kecil ini adalah nyawanya, Shioban akan melakukan apapun untuk melindunginya. Dia sudah bukan gadis kecil lagi yang hanya bisa menyerahkan jerih payahnya ke setiap preman saat diminta.
Shioban berbelok ke rumah tua yang sepertinya tak berpenghuni. Dia tidak takut hantu, pengejarnya itu lebih menyeramkan daripada setan manapun. Shioban butuh tempat untuk bersembunyi. Sebuah semak belukar di sisi kiri rumah menarik perhatiannya. Alih-alih masuk ke rumah, Shioban menerabas tanaman tak terurus itu dan menemukan dunia yang sama sekali berbeda. Di sana tak ada warna!
Berkali-kali Shioban harus mengucek matanya, tapi dia yakin dirinya sedang tidak bermimpi. Dunia di balik semak ini seperti film zaman dulu yang minim warna, hanya gradasi antara putih, abu-abu dan hitam. Shioban ingin kembali ke dunia warna yang dikenalinya, tapi langkah kaki para preman pengejar yang masih penasaran tertangkap telinganya, membuatnya mengurungkan niat dan melangkah ke dunia yang aneh di depannya. Mungkin di sini dia tidak perlu berurusan dengan preman atau menjadi anak jalanan lagi.
Shioban memegang erat tas pinggang kumal dan gitar kecilnya, dia tahu tidak mungkin preman-preman itu mengejarnya ke sini. Tapi sesosok makhluk -sepertinya jin- di kejauhan tetap membuatnya terancam. Tapi mungkin kereta kuda yang sedang dijaga si jin akan mengantarnya pada hidup yang sama sekali baru.
Perlahan Shioban mendekati mereka, saat tiba-tiba saja jin berkepala botak dengan trisula di tangan itu berkata.
“Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir.”
“Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?” kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga. Entah kenapa tampang si jin tidak membuatnya takut, mungkin karena Shioban sudah terbiasa dengan para preman terminal yang lebih sangar.
“Putri?” Si jin kini menatap lekat ke arah Shioban. Membuatnya jengah dan mundur selangkah.
“Apa katamu?”
“Maaf hamba tidak mengenali putri tadi. Silakan naik. Akan hamba antar tuan putri ke istana Pelangi,” si jin kini bersikap penuh hormat, membuat Shioban duduk di atas kereta kuda tanpa kata, “Ratu Hening dan Raja Abadi begitu berduka saat putri tiba-tiba menghilang.” Jin penjaga kembali bercerita. Shioban hanya diam tidak mengerti. Istana Pelangi? Ratu Hening? Raja Abadi? Bah!
“Jadi?”
“Semua warna menghilang saat putri pergi.” Oh? Itulah kenapa semuanya serba hitam putih, Shioban mulai mengerti. Dia menatap pohon, rumput, bunga, jalanan berbatu, hingga awan dan langit yang bagaikan lukisan pensil semata. Di negeri ajaib ini dia adalah seorang putri? Hmm…
Matanya mulai terbiasa, saat dia menemukan keanehan yang lain. Tak ada suara yang tertangkap telinganya. Tak ada ringkikan kuda, tak ada gesekan roda kereta, tak ada semilir angin. Hening yang sunyi. Senyap yang diam. Dan Shioban akan berada dalam dunia dua warna tanpa suara seperti ini untuk selamanya? Seketika dia merindukan gempita warna dan hiruk pikuk ibu kota, termasuk dua orang preman yang tadi mengejarnya.
“Tidak, putri tidak boleh kembali ke sana.” si Jin seolah bisa membaca pikiran Shioban, “Hanya Putri Melodi yang bisa membuat negeri ini kembali berwarna dan berirama.”
Note : 500 kata.
PS : eyampun susyah yaa ternyata nulis fan-fiction beginih. No wonder J.K Rowling jadi penulis yang kaya raya deduksi yang ngaco :P. Menjura hormat untuk C.S Lewis, J.R.R Tolkien dan para fan-fiction writers.
PS (lagi) : terinspirasi dari cerita (film lebih tepatnya, karena saya belum baca novelnya) The Chronicles of Narnia-The Lion, the Witch and The Wardrobe.
Orin cikal bakal JK Rowling kita…
___
ugh…nyerah Teh, nulis 500 kata aja beneran mabok dalam arti yg sebenarnya *halah* 😛
saya suka TCO Narnia :))
___
*salaman* 🙂
Wuih keren lho mba..
___
duh…makasih lho mba 😀
yah wes, aq yg gantiin putri diistana 😀
___
hehehe…boleh boleeehh
duh Rin tumben ini baca ceritanya gak cukup sekali, salah yang bacanya sih gak ngerti2 hehehe
___
terpaksa dipendekin soalnya Teh, jadi weh ga banyak yg kepotong *ngeles* hihihihi
hmm… ini belum selesai yah mbak? saya penasaran. terusin dong. hehe 🙂
___
waduh? ini aja udah mabok nulisnya mba hihihihi
Semoga jd the next J.K Rowling. Amin
___
Waduh? jauuuuh bgt itu mah Non hihihi
eh..Aamiin 😀 tengkyu ya^^
a.. a ku.. ternyata adalah putri melodi..? yi haaa…! 😛
keren, orin.. eMak suka..!
___
aahhh…eMak bisa mengerti maksudku *terharu*. Tengkyu Mak *ketjup*
Aku sedang berhenti belajar nulis fiksi…. nyerah deh mbak. Lagi repot sendiri ngurusi hal2 yang lain hehehe
___
hehehe…gpp mba, harus mengerjakan yg lebih prioritas 😉
Aku suka karya JRR Tolkien… keren banget bisa buat cerita fantasi sedahsyat itu 😀
___
iyaa…aku cuma seuprit gitu aja nulisnya smp mabok mba hihihihi
Suka pake BANGET Rin. Baguuus ceritanya. Bisa dikembangkan jadi cerita penuh iniii. Tulis dong bukunyaaa.. 😀
___
heuheu…tengkyu ya Dan, it means alot deh 😀
setelah dibaca lagi, baru ngeh dg ceritanya
ternyata yg saya buat di twitter tadi keliru
emang ga bisa asal klo baca fantasi ini. hihi
___
hihihihi…jgnkan yg baca, yg nulis aja bingung Lung 😛
Neng… ini mah keren! Endingnya itu memungkinkan untuk dibikin sekuel bener itu 😆
Cuma iya, semacam ada yang missing ya… ahhh, bikin sekuelnya ja deh! 😆
___
mesti diremake jadi novelet kali ya mbakyu *mengkhayal*
bikin!bikin!bikin!bikin! 😀
___
bikin ngga eaaa qiqiqiqiqi
bikin! bikin! *ikutan menyemangati* *menyamangati diri sendiri, neh mbak*
memang bener sama mak carra, ada yang bolong. sepertinya di adegan saat si jin bilang kereta kuda untuk ratu dan penyihir. butuh beberapa kalimat tambahan sepertinya 🙂
mabok tapi hasilnya bagus, Mbak 🙂
___
heuheuheu…tengkyu mbak 🙂
sukak bacanya! maboknya menghasilkan, kan, mbak? :p
___
hehehe…berarti maboknya cukup berhasil ya mba? *apaseh*
Memang tak mudah membuat novel di genre ini. Tapi mau mencoba menulis sudah merupakan langkah bagus.
Lanjutkan! Asah! Dan uangkan!
___
Aamiin…terima kasih banyak dukungannya mba Sus 😉
Lanjutin ya Teh abis ini, suka bacanya…
___
ini bikinnya smp mabok Daaaang 😛
Mak lanjutin ceritanya dong, *penasaran mode on 🙂
___
hadeehhh…ga janji ya Run, susyah soalnyaah 😛
saya nyerah duluan rin, kalau diminta nulis fiksi yang gak realistis…
___
tadinya nyerah jg Rin, tapi penasaran masa ga bisa, jadilah begitu hasilnya, kudu mabok heula pula hahahaha
Kirain begitu Shioban – Sang Puteri – tiba maka seluruh negeri akan kembali berwarna, semilir angin berbisik mesra serta gemerisik daun membelai telinga. 🙂
Perlu bagian kedua nih, Orin… Jangan dibiarkan menggantung kayak gini aja. Ditunggu lho.. 😉
___
hueheuheu…tengkyu apresiasinya Riga, semoga suatu saat bisa dipanjangin 😀
boro2 buat fan fiction…buat fiksi biasa aja kerepotan….hehehehe nice posting rin…..top lah pokoknya
___
hehehe…makasih mas Neck 🙂
mantep
___
Tengkyuuu^^
hehehe..tapi keren kok ini mbaa…
dibanding punya saya 🙂
___
punyamu jg keren kok Muam 😉
bagus mbak…btw, masih mabok gak? 🙂
___
hehehe…skrg mah udah ngga sih mba 😀
bagus teh … aku jadi berasa jalan-jalan ke negeri dongeng … 😀
___
hahaha…kurang panjang keknya ya Wong 😛
Keren mbak, terus lanjutannya gimana ya?
Nyerah deh aku klo disuruh nuls cerita2 seperti ini, susyaaah 🙂
___
he-eh, emang susah beneran mba >_<
Lha mabok aja keren gini, gimana kalo nggak mabok? hehehehe… penasaran ama si premannya nih, gimana nasibna ya 😀
___
kalo ga mabok mah ga akan jadi ceritanya mba Vee hihihihi
Keren Orin, aneka aliran sudah dicoba
Putri Melodi …. jangan berhenti ….
___
ah ibu, jadi malu deh *blushing* hihihi. makasih ya buuuu
ini sudah hampir keren. tinggal tambahin sedikit yang agak miss tentang hilangnya putri melodi.
oya, paragraf pertama itu rasanya terulang di paragraf ke-tiga. salah satunya bisa dihilangkan dengan sedikit penyesuaian di yang lainnya.
___
Iya ya mba La, bagian hilangnya itu hrs dijelaskan
mungkin dg kehadiran Shioban negeri itu jd kembali penuh warna dan suara tapi tanpa kehadiran 2 preman 😀
___
bisa jadi begitu mba Chi hehehehe
Pengen ikutan nulis fiksi tapi belum pede. masih menyimak nih. Mbak Orin bisa ya nulis fiksi 500 kata. jempol 2 buat mbak Orin 🙁
___
ayo mba Ika, cobain ajaaaaaa *tari pompom*
keren loh mbak P:) kata2 kata2nya itu loh, diksinya macem2. aku masih belum nulis masih nyimaaaaak
___
ayo..ayooo…cobain aja nuliiiis 😉
FF-ku kali ini salah, karena prompt-nya cuma jadi sampiran. Hehe…
___
heuheuheu…gpp Ka, next prompt pasti lebih oke 😉
Kereeennn … (y) .. 😀
___
tengkyu Ilham^^
Dan hanya Putri Orin yg bisa bikin fan-fiction jadi fun bgt buat dinikmatin… 🙂
___
haish…berasa jd putri beneran nih mas *haiyah* qiqiqiqi
Tak ada kata lain selain “Nikmaaaattt”…
Bikin kumcer anak-anak yuk, Rin 😀 😛
___
hayuuuuuuk. etapi diriku ga pintar mendongeng bu Cho, cerita ini pun nulisnya literally mabok 🙁